Cabang Smartfren Terdekat

Smartfren Cabang Jakarta Barat. Alamat lokasi: Jl. Panjang, RT.1/RW.3, Kedoya Utara, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11520, Indonesia. Telepon: -.

Kantor Smartfren di Kota Jakarta Barat, Dki Jakarta untuk toko penjualan dan service center.

Kunjungi smartfren point di Kota Jakarta Barat untuk informasi paket internet smartfren daerah Kota Jakarta Barat, informasi mifi smartfren Kota Jakarta Barat, harga hp smartfren daerah Kota Jakarta Barat, hp smartfren Kota Jakarta Barat, informasi paket smartfren 4g, paket internet smartfren 4g, paket data smartfren Kota Jakarta Barat, harga smartfren 4g lte, dan berbagai promo smartfren di Kota Jakarta Barat. Di gerai smartfren point ini Anda juga dapat mendapat informasi paket smartfren Kota Jakarta Barat, pengecekan kuota smartfren, mengecek harga paket smartfren Kota Jakarta Barat, paket mifi smartfren, hingga pengecekan paket modem smartfren Kota Jakarta Barat. Kategori:

Star Outlet Smartfren Navigator Cabang Jakarta Barat. Alamat lokasi: Jl. Kav. Dki Blok 96 No.7, RT.1/RW.4, Meruya Utara, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11620, Indonesia. Telepon: +62 21 90366663.

Kantor Smartfren di Kota Jakarta Barat, Dki Jakarta untuk toko penjualan dan service center.

Kunjungi smartfren point di Kota Jakarta Barat untuk informasi paket internet smartfren daerah Kota Jakarta Barat, informasi mifi smartfren Kota Jakarta Barat, harga hp smartfren daerah Kota Jakarta Barat, hp smartfren Kota Jakarta Barat, informasi paket smartfren 4g, paket internet smartfren 4g, paket data smartfren Kota Jakarta Barat, harga smartfren 4g lte, dan berbagai promo smartfren di Kota Jakarta Barat. Di gerai smartfren point ini Anda juga dapat mendapat informasi paket smartfren Kota Jakarta Barat, pengecekan kuota smartfren, mengecek harga paket smartfren Kota Jakarta Barat, paket mifi smartfren, hingga pengecekan paket modem smartfren Kota Jakarta Barat.

Jam kerja / operasional: Senin: 9:00 AM - 9:00 PM, Selasa: 9:00 AM - 9:00 PM, Rabu: 9:00 AM - 9:00 PM, Kamis: 9:00 AM - 9:00 PM, Jumat: 9:00 AM - 9:00 PM, Sabtu: 9:00 AM - 9:00 PM, Minggu: 9:00 AM - 9:00 PM

Smartfren Cabang Jakarta Timur. Alamat lokasi: Pulogadung Trade Center, Jalan Bekasi Timur Raya, RW.3, Rw. Terate, Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13920, Indonesia. Telepon: +62 21 4680097.

Kantor Smartfren di Kota Jakarta Timur, Dki Jakarta untuk toko penjualan dan service center.

Kunjungi smartfren point di Kota Jakarta Timur untuk informasi paket internet smartfren daerah Kota Jakarta Timur, informasi mifi smartfren Kota Jakarta Timur, harga hp smartfren daerah Kota Jakarta Timur, hp smartfren Kota Jakarta Timur, informasi paket smartfren 4g, paket internet smartfren 4g, paket data smartfren Kota Jakarta Timur, harga smartfren 4g lte, dan berbagai promo smartfren di Kota Jakarta Timur. Di gerai smartfren point ini Anda juga dapat mendapat informasi paket smartfren Kota Jakarta Timur, pengecekan kuota smartfren, mengecek harga paket smartfren Kota Jakarta Timur, paket mifi smartfren, hingga pengecekan paket modem smartfren Kota Jakarta Timur.

Jam kerja / operasional: Senin: 10:00 AM - 5:00 PM, Selasa: 10:00 AM - 5:00 PM, Rabu: 10:00 AM - 5:00 PM, Kamis: 10:00 AM - 5:00 PM, Jumat: 10:00 AM - 5:00 PM, Sabtu: 10:00 AM - 5:00 PM, Minggu: 10:00 AM - 5:00 PM

Belanja di App banyak untungnya:

Apakah Anda membutuhkan bantuan dalam menemukan galeri Smartfren terdekat? Anda berada di tempat yang tepat! Di artikel ini, kami akan membahas cara menemukan lokasi galeri Smartfren terdekat dengan mudah dan cepat.

Smartfren merupakan salah satu operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Mereka menawarkan berbagai layanan seperti internet, telepon, SMS, dan banyak lagi. Salah satu keuntungan menggunakan Smartfren adalah tersedianya banyak galeri di seluruh Indonesia. Jika Anda memerlukan bantuan atau ingin membeli produk Smartfren, galeri Smartfren terdekat akan menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi.

Cara Menemukan Lokasi Galeri Smartfren Terdekat

Namun, bagaimana cara menemukan galeri Smartfren terdekat? Jangan khawatir, dalam artikel ini kami akan menjelaskan cara yang mudah dan cepat untuk menemukannya.

Langkah pertama untuk menemukan galeri Smartfren terdekat adalah dengan membuka situs web Smartfren. Buka browser web apa pun dan masukkan alamat situs web Smartfren di bar pencarian. Setelah situs web terbuka, perhatikan sudut kanan atas halaman. Di sana, Anda akan menemukan menu “Lokasi Kami”. Klik pada menu itu dan Anda akan melihat daftar galeri Smartfren yang ada di seluruh Indonesia.

Cara lain untuk menemukan galeri Smartfren terdekat adalah dengan menggunakan fungsi pencarian lokasi di situs web Smartfren. Klik pada menu “Lokasi Kami” seperti yang disebutkan sebelumnya. Setelah itu, ketikkan nama kota atau provinsi di kolom pencarian dan klik “Cari”. Situs web akan menampilkan daftar galeri Smartfren yang ada di wilayah yang Anda cari.

MySmartfren adalah aplikasi resmi Smartfren yang dapat membantu Anda menemukan galeri Smartfren terdekat. Anda dapat mengunduh aplikasi ini dari Google Play atau App Store. Setelah mengunduh dan membuka aplikasi, klik pada menu “Galeri” di bawah tab “Layanan”. Aplikasi akan menampilkan galeri Smartfren terdekat dari lokasi Anda.

Jika Anda masih kesulitan menemukan galeri Smartfren terdekat, Anda dapat menghubungi call center Smartfren. Layanan pelanggan Smartfren dapat membantu Anda menemukan galeri terdekat dan memberikan informasi lebih lanjut tentang produk dan layanan Smartfren. Anda dapat menghubungi layanan pelanggan Smartfren melalui telepon, email, atau media sosial.

Galeri Smartfren Jakarta

Jika Anda tinggal di Jakarta dan ingin menemukan galeri Smartfren terdekat untuk membeli produk atau mendapatkan bantuan teknis, Anda dapat mengunjungi salah satu dari beberapa lokasi galeri Smartfren yang tersedia di Jakarta. Berikut adalah alamat dan nomor telepon galeri Smartfren di Jakarta:

Galeri Smartfren Pluit Village Alamat: Jl. Pluit Selatan Raya, RT.8/RW.18, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara Nomor telepon: (021) 2262-7595

Galeri Smartfren Mall Kelapa Gading Alamat: Jl. Boulevard Raya Blok M, Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara Nomor telepon: (021) 2936-4252

Galeri Smartfren Central Park Alamat: Jl. Letjen S. Parman No.28, RT.12/RW.6, Tj. Duren Sel., Grogol petamburan, Jakarta Barat Nomor telepon: (021) 2920-0130

Galeri Smartfren Cempaka Putih Alamat: Jl. Raya Cempaka Putih Tengah No.19, RT.1/RW.4, Cemp. Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat Nomor telepon: (021) 2245-5979

Galeri Smartfren Cikini Alamat: Jl. Cikini Raya No.49, RT.8/RW.2, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat Nomor telepon: (021) 315-5642

Galeri Smartfren Tebet Alamat: Jl. Tebet Barat Dalam No.86, RT.5/RW.7, Tebet, Jakarta Selatan Nomor telepon: (021) 2277-5521

Galeri Smartfren Bandung

Galeri Smartfren Bandung Trade Center Alamat: Jl. Dr. Djundjunan No.143-149, Cipadung Kidul, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat Nomor telepon: (022) 2056-7189

Galeri Smartfren Dago Alamat: Jl. Ir. H. Djuanda No.171, Lebak Gede, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat Nomor telepon: (022) 2045-6789

Galeri Smartfren Bandung Electronic Center Alamat: Jl. Purnawarman No.13-15, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat Nomor telepon: (022) 423-3922

Galeri Smartfren Surabaya

Jika Anda tinggal di Surabaya dan ingin menemukan galeri Smartfren terdekat untuk membeli produk atau mendapatkan bantuan teknis, Anda dapat mengunjungi salah satu dari beberapa lokasi galeri Smartfren yang tersedia di Surabaya. Berikut adalah alamat dan nomor telepon galeri Smartfren di Surabaya:

Galeri Smartfren Tunjungan Plaza Alamat: Jl. Basuki Rahmat No.8-12, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur Nomor telepon: (031) 545-1142

Galeri Smartfren Galaxy Mall Alamat: Jl. Dharmahusada Indah Timur No.35-37, Mulyorejo, Kota SBY, Jawa Timur Nomor telepon: (031) 591-1028

Galeri Smartfren Grand City Alamat: Jl. Walikota Mustajab No.1, Ketabang, Genteng, Kota SBY, Jawa Timur Nomor telepon: (031) 533-4555

Galeri Smartfren Tangerang

Galeri Smartfren Summarecon Mall Serpong Alamat: Jl. Boulevard Raya Gading Serpong, Pakulonan Bar., Kec. Kelapa Dua, Tangerang, Banten Nomor telepon: (021) 2950-9181

Galeri Smartfren TangCity Mall Alamat: Jl. Jenderal Ahmad Yani No.1, Kreo, Batuceper, Tangerang, Banten Nomor telepon: (021) 5578-5388

Galeri Smartfren Yogyakarta

Jika Anda tinggal di Yogyakarta dan ingin menemukan galeri Smartfren terdekat untuk membeli produk atau mendapatkan bantuan teknis, Anda dapat mengunjungi salah satu dari beberapa lokasi galeri Smartfren yang tersedia di Yogyakarta. Berikut adalah alamat dan nomor telepon galeri Smartfren di Yogyakarta:

Galeri Smartfren Malioboro Alamat: Jl. Malioboro No.52, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor telepon: (0274) 512-064

Galeri Smartfren Hartono Mall Yogyakarta Alamat: Jl. Raya Magelang No.292, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor telepon: (0274) 433-4713

Galeri Smartfren Semarang

Jika Anda berada di Semarang dan ingin menemukan galeri Smartfren terdekat untuk membeli produk atau mendapatkan bantuan teknis, Anda dapat mengunjungi salah satu lokasi galeri Smartfren yang tersedia di Semarang. Berikut adalah alamat dan nomor telepon galeri Smartfren di Semarang:

Galeri Smartfren Simpang Lima Semarang Alamat: Jl. Pandanaran No.116-120, Sekayu, Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah Nomor telepon: (024) 850-7801

Galeri Smartfren Ciputra Mall Semarang Alamat: Jl. Gajahmada No.188, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah Nomor telepon: (024) 765-8755

Galeri Smartfren Pekanbaru

Galeri Smartfren Plaza Senapelan Pekanbaru Alamat: Jl. Jend. Sudirman No. 389, Sidomulyo Timur, Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau 28126 Nomor telepon: (0761) 853-003

Galeri Smartfren Mall Pekanbaru Alamat: Jl. Jenderal Sudirman No.369, Simpang Tiga, Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau 28126 Nomor telepon: (0761) 853-002

Galeri Smartfren Batam

Galeri Smartfren Batam Centre Alamat: Komp. Batam Centre, Blok D No. 8, Kel. Baloi Kec. Batam Kota, Batam Nomor telepon: (0778) 426123

Galeri Smartfren Nagoya Hill Batam Alamat: Nagoya Hill Shopping Mall, Lantai 2, Blok L2 No. 8, Jl. Teuku Umar, Lubuk Baja Kota, Batam Nomor telepon: (0778) 743-0908

Dengan mengunjungi salah satu galeri Smartfren terdekat, Anda dapat membeli produk Smartfren, mendapatkan bantuan teknis dari para ahli Smartfren, dan menemukan informasi tentang layanan Smartfren. Jangan ragu untuk menghubungi nomor telepon galeri Smartfren yang tercantum untuk menanyakan lebih lanjut tentang produk dan layanan Smartfren.

Q: Apa itu galeri Smartfren? A: Galeri Smartfren adalah tempat di mana Anda dapat melihat dan membeli produk Smartfren, serta mendapatkan bantuan teknis dari para ahli Smartfren.

Q: Apa saja layanan yang ditawarkan oleh Smartfren? A: Smartfren menawarkan berbagai layanan seperti internet, telepon, SMS, dan banyak lagi.

Q: Apa itu MySmartfren? A: MySmartfren adalah aplikasi resmi Smartfren yang dapat membantu Anda menemukan galeri Smartfren terdekat dan memberikan informasi tentang produk dan layanan Smartfren.

Mencari galeri Smartfren terdekat dapat dilakukan dengan mudah dan cepat melalui situs web Smartfren, fungsi pencarian lokasi di situs web, aplikasi MySmartfren, atau menghubungi layanan pelanggan Smartfren. Dengan bantuan panduan ini, Anda dapat menemukan galeri Smartfren terdekat dengan mudah dan memperoleh bantuan teknis yang diperlukan dari para ahli Smartfren. Jangan ragu untuk mengunjungi galeri Smartfren terdekat untuk memperoleh produk dan layanan yang terbaik dari Smartfren

Soerang Blogger yang menyukai traveling, selalu berupaya untuk berbagi informasi dalam bentuk tulisan. Sebab menulis adalah passion dalam hidup, karena hanya dengan menulis kita bisa menuangkan ide dan berbagi informasi tanpa pernah henti dan terhentikan.

Dari Hati Dental Clinic adalah Klinik Dokter Gigi yang sudah beroperasi selama 6 tahun dengan 4 cabang yang berada di Jakarta, Tangerang, dan Depok. Kami berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Oleh Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas حفظه الله

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan.Dan malu itu termasuk bagian dari iman.

TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri, no. 9 dan dalam al-Adabul Mufrad, no. 598; Muslim, 35 [58], dan lafazh hadits di atas adalah lafazh riwayat imam Muslim; Ahmad, II/414, 445; Abu Dawud, no. 4676; At-Tirmidzi, no. 2614; An-Nasâ-I, VIII/110; Ibnu Mâjah, no. 57; Ibnu Hibban, no. 166, 181, 191-at-Ta’lîqâtul Hisân ‘ala Shahîh Ibni Hibbân).

SYARAH HADITS Hadits ini menunjukkan bahwa iman mencakup keyakinan dan perbuatan hati, amalan anggota badan, perkataan lisan, serta semua yang bisa mendekatkan diri kepada Allâh Azza wa Jalla , juga segala yang dicintai dan diridhai-Nya, baik yang wajib maupun yang mustahabb. Itu semua masuk dalam iman.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

اَلْإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْبِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً

Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih , atau enam puluh cabang lebih

Definisi iman menurut Ahlussunnah wal Jama’ah bahwa dien dan iman adalah ucapan dan  perbuatan; perkataan hati dan lisan, amalan hati, lisan dan anggota tubuh.

Iman itu bertambah dengan sebab ketaatan dan bisa berkurang dengan sebab perbuatan dosa dan maksiat.

Prinsip Ahlus Sunnah tentang iman adalah sebagai berikut:[2]

Barangsiapa berpendapat demikian, maka ia telah sesat dan menyesatkan. Sesungguhnya pemahaman seperti ini berasal dari kejelekan faham kaum Murji’ah.

Dalam hadits ini disebutkan iman yang paling utama, yang paling rendah, serta yang pertengahan. Yang pertengahan yaitu malu. Malu disebutkan di sini, karena ia merupakan faktor terkuat yang mendorong seseorang mengerjakan seluruh cabang keimanan.

Orang merasa malu terhadap Allâh Azza wa Jalla karena menyadari nikmat Allâh Azza wa Jalla yang melimpah kepadanya, kedermawanan-Nya, kemuliaan nama-nama dan sifat-sifat-Nya –sementara dia seorang hamba yang sangat banyak kekurangannya terhadap Rabbnya Yang Maha Mulia dan Maha Besar, dia  menzhalimi dirinya dan bermaksiat. Kesadaran ini mengharuskan dirinya memiliki rasa malu untuk mencegahnya dari (berbuat) kejahatan dan mengerjakan segala kewajiban dan keutamaan-keutamaan.

Cabang iman yang paling tinggi, paling pokoknya, akar dan pondasi iman adalah perkataan لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ dengan jujur dari hatinya, dalam keadaan tahu, sadar dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allâh semata. Allâh Azza wa Jalla, Rabb yang mengurusnya dan mengurus seluruh alam dengan keutamaan dan kebaikan-Nya.

Segala sesuatu itu selain Allâh Azza wa Jalla itu faqir, hanya Allâh Yang Maha Kaya. Segala sesuatu itu lemah, hanya Allâh Yang Maha Kuat. Kemudian seorang hamba beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla dalam setiap keadaan, mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya. Karena semua cabang-cabang iman itu merupakan cabang dan buah dari pokok ini.

Hadits ini juga menunjukkan bahwa sebagian iman itu kembali kepada pengikhlasan ibadah kepada Allâh dan sebagiannya lagi kembali kepada berbuat baik kepada sesama makhluk.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ

Yang paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh

Kalimat syahadat merupakan kalimat yang paling agung dan memiliki banyak keutamaan.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah mengatakan, “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar selain Allâh. Kalimat yang menjadi tegak dengannya langit dan bumi. Semua makhluk diciptakan karena kalimat ini. Dengan (membawa misi) kalimat itu, Allâh Azza wa Jalla mengutus para Rasul-Nya, menurunkan Kitab-kitab-Nya, dan menetapkan syari’at-Nya. Dengan sebab kalimat itulah mizan (timbangan) diadakan, diletakkan catatan-catatan amal, serta manusia digiring menuju surga atau neraka. Dengan sebab kalimat ini, makhluk terbagi menjadi dua: Mukmin dan kafir, serta yang baik dan yang jahat. Kalimat itu adalah pangkal dari penciptaan, perintah, pahala, dan siksa. Ia adalah kebenaran yang karenanya makhluk diciptakan. Tentangnya dan tentang hak-haknya diadakan pertanyaan dan hisab (perhitungan). Atas dasar kalimat itulah ada pahala dan siksa, kiblat dipancangkan, dan azas-azas agama diletakkan. Dan karena kalimat inilah pedang-pedang jihad dihunus. Dia adalah hak Allâh Subhanahu wa Ta’ala atas segenap makhluk-Nya. Dia adalah kalimat Islam dan kunci negeri kesejahteraan (Surga). Tentangnyalah makhluk yang pertama dan yang terakhir akan ditanya.

Sungguh, kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser di hadapan Allâh Azza wa Jalla sampai dia tanya tentang dua pertanyaan:

Jawaban pertanyaan pertama ialah dengan mewujudkan (syahadat) “Lâ ilâha illallâh (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allâh)” dalam ‘ilmu (pengetahuan), pengakuan dan pengamalan.

Sedang jawaban pertanyaan kedua adalah dengan mewujudkan (syahadat) “bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allâh” baik dalam ‘ilmu (pengetahuan), pengakuan, kepatuhan, dan ketaatan.”[3]

Makna Kalimat[لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ  [4 Makna yang benar dari kalimat Tauhid لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ adalah:

لَا مَعْبُوْدَ بِـحَقٍّ إِلَّا اللهُ

Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allâh

Lafazh لَا إِلٰـهَ (lâ ilâha) adalah menafikan semua yang disembah selain Allâh, dan lafazh إِلَّا اللهُ (illallâh) adalah menetapkan segala bentuk ibadah yang ditujukan hanya kepada Allâh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam peribadatan kepada-Nya, sebagaimana tidak ada sekutu bagi Allâh dalam kekuasaan-Nya.[5]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Apabila seseorang bersaksi bahwa tidak ada ilâh yang berhak diibadahi kecuali Dia, maka ia telah memberitakan, menjelaskan, dan mengabarkan bahwa selain-Nya bukan ilah yang berhak diibadahi. Allâh satu-satunya yang berhak diibadahi.”[6]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Ini merupakan kalimat yang paling agung yang menafikan sesembahan kepada selain Allâh dan menetapkan segala sifat yang istimewa untuk Allâh Azza wa Jalla . Penunjukan kalimat ini akan penetapan bahwasanya tiada ilah yang berhak disembah selain Allâh lebih besar daripada sekedar perkataan kita “Allâh adalah Ilaah,” dan tidak ada satupun yang meragukan ini.”[7]

Semua yang disembah selain Allâh dinamakan آلِهَة (tuhan-tuhan) karena mereka memang disembah oleh manusia, meskipun pada hakikatnya mereka tidak berhak diibadahi tetap saja namanya tuhan. Akan tetapi, semua itu adalah tuhan yang bathil. Maka, penamaan إِلٰـهٌ (ilaah) bagi sesembahan selain Allâh ditetapkan dalam satu segi dan dinafikan dalam segi yang lain. Ditetapkan dari segi eksistensinya dan dinafikan dari segi keberhakannya untuk diibadahi.[8]

Rukun-Rukun Kalimat  لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ Kalimat syahadat lâ ilâha illallâh memiliki dua rukun: yaitu al-itsbât (menetapkan) dan an-nafyu (meniadakan).

Lafazh lâ ilâha berarti meniadakan atau menolak (an-nafyu) segala ilah (sesembahan) selain Allâh Azza wa Jalla .

Dan lafazh illallâh berarti menetapkan (al-itsbaat) bahwa segala bentuk ibadah (penghambaan) itu hanya bagi Allâh semata, tidak ada sesuatu pun yang boleh dijadikan sebagai sekutu dalam peribadahan kepada-Nya.

Ini ditopang dengan dalil-dalil yang sangat banyak, di antaranya:

Firman Allâh Azza wa Jalla :

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

… Barangsiapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allâh, maka sungguh ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat. Allâh Maha Mendengar, Maha Mengetahui. [Al-Baqarah/2:256]

Rukun pertama yaitu an-nafyu, ada pada lafazh,

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ

“…Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut…”

Imam Malik rahimahullah mengatakan, “Thaghut adalah semua yang diibadahi selain Allâh Azza wa Jalla .”[9]

Sedangkan rukun kedua yaitu al-itsbât, ada pada lafazh:

“… Dan beriman kepada Allâh…”

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Demikianlah (kebesaran Allâh) karena Allâh, Dia-lah (Rabb) Yang Haqq (untuk diibadahi). Dan apa saja yang mereka ibadahi selain Dia, itulah yang bathil. Dan sungguh Allâh, Dia-lah Yang Mahatinggi, Mahabesar.”[Al-Hajj/22: 62]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.

Barangsiapa telah mengucapkan lâ ilâha illallâh (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allâh) dan mengingkari (sesembahan-sesembahan) selain Allâh, maka haramlah harta dan darahnya, dan hisab (perhitungan amal)nya diserahkan kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala[10]

Konsekuensi dari rukun kalimat ini yaitu seorang Muslim yang sudah jelas mengucapkan kalimat tauhid ini, maka ia wajib menolak dan mengingkari semua yang disembah selain Allâh Azza wa Jalla . Semua yang disembah dan diibadahi selain Allâh adalah bathil. Dan ia pun wajib menetapkan bahwa satu-satunya yang benar dan yang wajib diibadahi hanya Allâh Azza wa Jalla saja. Kita wajib beribadah hanya kepada Allâh Azza wa Jalla dan tidak boleh kepada selain-Nya.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ

Dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan keharusan menyingkirkan gangguan dari semua jalan kebaikan, Karena itu merupakan kebaikan yang mengandung banyak manfaat, serta bisa mencegah bahaya pada makhluk.

Seorang yang beriman harus berusaha menyingkirkan apa saja yang mengganggu jalan kaum Muslimin. Dia harus berusaha menyingkirkan batu, duri, kayu, pohon yang tumbang, dahan yang patah, pecahan kaca dan yang lainnya. Dan termasuk mengganggu jalan kaum Muslimin yaitu bila seseorang parkir mobil atau motor atau berhenti sembarangan yang menutup jalan orang lewat. Oleh karena itu seseorang harus parkir pada tempatnya dan tidak boleh mengganggu jalan kaum Muslimin.

Menyingkirkan gangguan dari jalan kaum Muslimin mempunyai banyak keutamaan, di antaranya:

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيْقِ كَانَتْ تُؤْذِي الْمُسْلِمِيْنَ

Sungguh, aku melihat seseorang bolak-balik (bersenang-senang) di surga dengan sebab sebatang pohon yang ia potong dari jalan karena mengganggu kaum Muslimin.[11]

وَفِي رِوَايَةٍ : مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهرِ طَرِيْقٍ ، فَقَالَ : وَاللهِ لَأُنَـحِّـيَنَّ هَذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهِمْ ، فَأُدْخِلَ الْـجـَنَّةَ

Dalam riwayat lain: Ada laki-laki yang melewati batang pohon yang berada di tengah jalan, lalu ia berkata, ‘Demi Allâh! Saya akan menyingkirkannya agar tidak mengganggu kaum Muslimin.’ Maka (dengan itu) ia dimasukkan ke surga.”[12]

وَفِي رِوَايَةٍ لَهُمَا : بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَريْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيْقِ فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللهُ لَهُ ، فَغَفَرَ لَهُ

Dalam riwayat lain di al-Bukhâri dan Muslim, “Suatu hari seseorang melewati sebuah jalan lalu mendapati dahan berduri di jalan tersebut. Lalu ia menyingkirkannya, kemudian dengan itu Allâh berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.”[13]

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيْمَانِ

Dan malu itu termasuk bagian dari iman

Malu yaitu rasa yang menimpa seseorang ketika dia melakukan perbuatan yang membuatnya gelisah. Malu termasuk sifat yang terpuji. Akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di antaranya juga malu. Sampai-sampai Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih pemalu daripada gadis yang dipingit, tetapi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah malu dalam kebenaran.

Jadi, malu itu adalah sifat terpuji, tetapi tidak patut malu dalam hal kebenaran. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ

… Allâh tidak malu (menerangkan) yang benar… [Al-Ahzâb/33:53]

Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا

Sesungguhnya Allâh tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu… [Al-Baqarah/2:26]

Tidak patut malu dalam  kebenaran. Rasa malu pada selain kebenaran, termasuk akhlak terpuji. Orang yang tidak memiliki rasa malu, dia tidak peduli dengan apa yang dia perbuat dan apa yang dia katakan. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُوْلَى:  إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ؛ فَاصْنَعْ مَاشِئْتَ

Sesungguhnya salah satu perkara yang telah diketahui manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah: ‘Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.[14]

Malu adalah satu kata yang mencakup perbuatan menjauhi segala apa yang dibenci.[15]

Imam Ibnul Qayyim t berkata: “Malu berasal dari kata hayaah (hidup), dan ada yang berpendapat bahwa malu berasal dari kata al–hayâ (hujan), tetapi makna ini tidak masyhur. Hidup dan matinya hati seseorang sangat mempengaruhi sifat malu seseorang. Begitu pula dengan hilangnya rasa malu dipengaruhi oleh kadar kematian hati dan ruh seseorang. Sehingga setiap kali hati hidup, pada saat itu pula rasa malu menjadi lebih sempurna.

Al-Junaid rahimahullah berkata, “Rasa malu yaitu menyadari kenikmatan dan keteledoran sehingga menimbulkan rasa malu. Hakikat malu ialah sikap yang memotifasi untuk meninggalkan keburukan dan mencegah sikap menyia-nyiakan hak pemiliknya.’”[16]

Kesimpulan definisi di atas ialah bahwa: Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat dan mencegah dari sikap melalaikan hak orang lain.[17]

Malu, ada dua jenis, yaitu:

1. Malu yang merupakan karakter dan watak bawaan Malu seperti ini adalah akhlak paling mulia yang diberikan Allâh Azza wa Jalla kepada seorang hamba. Oleh karena itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْحَيَاءُ لَا يَأْتِيْ إِلَّا بِخَيْرٍ

Malu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.[18]

Karena malu seperti ini menghalangi seseorang dari mengerjakan perbuatan buruk dan tercela serta mendorongnya berperangai dengan akhlak mulia. Dalam konteks ini, malu seperti itu termasuk iman. Al-Jarrah bin ‘Abdullah al-Hakami rahimahullah berkata, “Aku tinggalkan dosa selama empat puluh tahun karena malu kemudian aku mendapatkan sifat wara’ (takwa).”[19]

2. Malu yang timbul karena adanya usaha Yaitu malu yang didapatkan dengan ma’rifatullâh (mengenal Allâh) dengan mengenal keagungan-Nya, kedekatan-Nya dengan hamba-Nya, perhatian-Nya terhadap mereka, pengetahuan-Nya terhadap mata yang khianat dan apa saja yang dirahasiakan oleh hati. Malu yang didapat dengan usaha ini juga sebagai bagian dari iman. Siapa saja yang tidak memiliki malu, baik yang berasal dari tabiat maupun yang didapat dengan usaha maka tidak ada sama sekali yang menahannya dari perbuatan keji dan maksiat, sehingga ia menjadi syaitan yang terkutuk yang berjalan di muka bumi dengan tubuh manusia. Kita memohon keselamatan kepada Allâh.[20]

Dahulu orang-orang Jahiliyyah sangat merasa berat untuk melakukan hal-hal yang buruk karena dicegah oleh rasa malunya. Diantara contohnya, apa yang dialami oleh Abu Sufyan ketika bersama Heraklius ketika ia ditanya tentang Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Sufyan berkata:

فَوَاللهِ، لَوْلَا الْـحَيَاءُ مِنْ أَنْ يَأْثِرُوْا عَلَيَّ كَذِبًا لَكَذَبْتُ عَلَيْهِ

Demi Allâh! Kalau bukan karena rasa malu yang aku khawatir dituduh sebagai pendusta oleh mereka, niscaya aku akan berbohong kepadanya (tentang Rasûlullâh).[21]

Rasa malu telah menghalanginya untuk berbuat dusta mengenai Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia malu dituduh sebagai pendusta.

Konsekuensi malu menurut syari’at Islam yaitu sebagaimana disebutkan dalam hadits. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ. مَنِ اسْتَحْىَا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ فَلْيَحْفَظِ الرَّأْسَ وَمَاوَعَى وَلْيَحْفَظِ الْبَطْنَ وَمَاحَوَى وَلْيَذْكُرِ الْمَوْتَ وَالْبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذٰلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ

Hendaklah kalian malu kepada Allâh dengan sebenar-benar malu. Barangsiapa merasa malu kepada Allâh dengan benar, maka hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang ada padanya! Hendaklah ia menjaga perut dan apa yang dikandungnya! Dan hendaklah ia selalu ingat kematian dan (ketika engkau sudah menjadi) tulang belulang! Barangsiapa menginginkan kehidupan akhirat, hendaklah ia meninggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang mengerjakan yang demikian, maka sungguh ia telah malu kepada Allâh dengan sebenar-benar malu.[22]

Jika kita mengetahui bahwa cabang-cabang iman semuanya kembali kepada perkara-perkara ini, maka kita juga mengetahui bahwa semua kebiasaan baik yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam termasuk cabang iman. Dan kadar keimanan seorang hamba, tergantung pada kadar kebiasaannya itu.

Allâh Azza wa Jalla memisalkan iman dengan pohon yang baik, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ ﴿٢٤﴾ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allâh telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Rabb-nya. Dan Allâh membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” [Ibrâhîm/14:24-25]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02-03/Tahun XIX/1436H/2015. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhish Shâlihîn, I/205 dengan sedikit tambahan. [2] Lihat at-Tanbîhat al-Lathîfah, hlm. 84-89, Mujmal Masâ-il Îmân wal Kufri al-‘Ilmiyyah fii Ushûlil ‘Aqîdah as-Salafiyyah, hlm. 21-27, cet. II, 1424 H dan Mujmal Ushûl Ahlis Sunnah wal Jamâ’ah fil ‘Aqîdah, hlm. 18-19. [3] Zâdul Ma’âd fii Hadyi Khairil ‘Ibâd, I/34, oleh Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah [4] Dinukil dari al-Ushûl ats-Tsalâtsah karya Syaikh al-Mujaddid Muhammad bin ‘Abdul Wahhab; Fat-hul Majîd Syarh Kitâbit Tauhîd karya Syaikh ‘Abdur-rahman bin Hasan Alusy Syaikh; Taisîr ‘Azîzil Hamîd karya Syaikh Sulaiman bin ‘Abdillah Alusy Syaikh; Al-Qaulul Mufîd ‘alâ Kitâbit Tauhîd karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin; ‘Aqîdatut Tauhîd karya Syaikh DR. Shalih bin Fauzan al-Fauzan; serta Syahâdatu an Lâ Ilâha illallâh karya Syaikh DR. Shalih bin ‘Abdil ‘Aziz ‘Utsman as-Sindy, dan kitab-kitab lainnya. [5] Syarh Tsalâtsatil Ushûl, hlm. 71 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin. [6] Majmû’ al-Fatâwâ, XIV/171 [7] Badâ`i’ul  Fawâ`id, III/926 [8] Syahâdatu an Lâ Ilâha illallâh, hlm.22 [9] Fat-hul Majîd Syarh Kitâbut Tauhiid, I/88; tahqiq DR. Al-Waalid bin ‘Abdur-Rahman bin Muhammad Aalu Furayyan. [10] Shahih: HR. Muslim, no. 23 (37), dari Abu Malik, dari ayahnya, yaitu Thariq bin Asy-yam Radhiyallah anhu [11] Shahih: HR. Muslim, no. 1914 [129] , dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu [12] Shahih: HR. Muslim, no. 1914 [128] [13] Shahih: HR. Al-Bukhâri, no. 652 dan Muslim, no. 1914 [127] [14] Shahih: HR. Al-Bukhâri, no. 3483, 3484, 6120; Ahmad, IV/121, 122, V/273; Abu Dawud, no. 4797; dan lainnya, dari ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshari al-Badri Radhiyallahu anhu [15] Lihat Raudhatul ‘Uqalâ wa Nuzhatul Fudhalâ’, hlm. 54 karya Ibnu Hibban al-Bustiy. [16] Madârijus Sâlikîn, II/270, cet. Darul Hadits-Kairo.Lihat juga Fat-hul Bâri, X/522 tentang definisi malu. [17]  Lihat al-Hayâ’ fî Dhau-il Qur’ânil Karîm wal Ahâdîts ash-Shahîhah, hlm. 9 [18] Shahih: HR. Al-Bukhâri, no. 6117 dan Muslim, no. 37 (61) [19]  Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, I/501 [20]  Lihat Qawâ’id wa Fawâ-id, hlm. 181 [21]  Shahih: HR. Al-Bukhâri, no. 7 [22] Hasan: HR. At-Tirmidzi, no. 2458; Ahmad, I/387; al-Hakim, IV/323; dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no. 4033 dan ini lafazhnya. Derajat hadits ini hasan karena ada syawahid (penguat)nya. Lihat Shahîh al-Jâ-mi’ish Shaghîr, no. 935 dan Takhrîj Hidâyatur Ruwât, II/182-183, no. 1551